Kelompok 6
Tokoh-Tokoh
Sudarmanto : M. Farhan Farizi
Paijo : Nasywan Maulana A
Karsinah : Levina Naila
Tukieum : Novelita La Fitri Sekarjati
Ngatini : Victory Krusita H
Zulaeha : Keisha Vitya
Sudarmanto dan Paijo adalah sahabat karib, mereka selalu bersama-sama dari kecil.
BABAK 1
Kira-kira pukul tiga sore, Sudarmanto dan Paijo sedang minum kopi bersama-sama di ruang tamu rumah Paijo.
Paijo : "Manto, komputer di rumah gue rusak nih, lu tahu tukang servis yang bagus?"
Sudarmanto : "Ohh, itu tuh, warnet samping warungnya Mpok Ijah, penjaganya jago,"
Paijo : "Wih, bener? Oke deh. Makasih Nto,"
Sudarmanto : "Yoi,"
Sudarmanto : "Ohh, itu tuh, warnet samping warungnya Mpok Ijah, penjaganya jago,"
Paijo : "Wih, bener? Oke deh. Makasih Nto,"
Sudarmanto : "Yoi,"
_____________________________
BABAK 2
Keesokan harinya, Paijo mendatangi warnet di sebelah warung Mpok Ijah yang dibicarakan Sudarmanto kemarin padanya.
Paijo : "Permisi mbak, saya dengar mbak bisa servis komputer, komputer saya rusak, kira-kira harganya berapa ya?" (Berbicara sambil menggaruk tengkuk)
Tukieum : "Ohh iya bisa, pak. Bapak nanti bawa saja komputer bapak ke sini. Kalau soal harga, nanti saya kasih sesuai tingkat kerusakan, tenang saja pak, murah kok,"
Paijo : "Oke, makasih ya mbak. Besok saya akan bawa komputer saya ke sini,"
Tukieum : (Menganggukkan kepala)
Tukieum : "Ohh iya bisa, pak. Bapak nanti bawa saja komputer bapak ke sini. Kalau soal harga, nanti saya kasih sesuai tingkat kerusakan, tenang saja pak, murah kok,"
Paijo : "Oke, makasih ya mbak. Besok saya akan bawa komputer saya ke sini,"
Tukieum : (Menganggukkan kepala)
Setelah beberapa detik memandangi warnet tersebut, Paijo berpikir untuk bermain game sebentar. Paijo kemudian bermain game sampai lupa waktu.
Keesokan harinya, Paijo membawa komputernya ke warnet itu. Setelahnya ia kembali bermain game, begitulah seterusnya sampai dua minggu.
___________________________
BABAK 3
Hari Minggu, pukul lima sore, Sudarmanto sedang duduk bersama Paijo di saung bambu sebelah masjid.
Sudarmanto : "Jo, gue dengar lu pergi ke warnet terus akhir-akhir ini, gue saranin jangan keluar-keluar terus deh, sekarang wabahnya Corona,"
Paijo : "Duh, zaman gini masih takut sama virus? Biasa sajalah Nto." (Tertawa)
Sudarmanto : "Terserah lu saja Jo, yang penting gue sudah ingatin ya,"
Paijo : "Iya iya.." (Berujar santai)
Paijo : "Duh, zaman gini masih takut sama virus? Biasa sajalah Nto." (Tertawa)
Sudarmanto : "Terserah lu saja Jo, yang penting gue sudah ingatin ya,"
Paijo : "Iya iya.." (Berujar santai)
___________________
BABAK 4
Sayangnya Paijo tidak mendengarkan nasihat Sudarmanto. Paijo tetap pergi ke warnet tersebut sampai komputernya selesai diperbaiki.
Paijo : "Komputer saya sudah selesai, mbak?"
Tukieum : "Sudah pak, bapak bisa ambil hari ini,"
Paijo : "Sip, mbak. Saya ambil sekarang saja,"
Tukieum : "Sebentar ya pak, saya ambil dulu," (Pergi ke sebuah ruangan)
Paijo : "Oke mbak," (Duduk di kursi)
Tukieum : "Ini pak.." (Meletakkan komputer Paijo di atas meja) (Tak lama kemudian batuk terus-menerus)
Paijo : "Loh mbak ga apa-apa?" (Mengeluarkan raut cemas)
Tukieum : "Oh gapapa pak, maklum saja, sekarang musim pancaroba,"
Paijo : "Iya sih mbak. Tapi hati-hati ya mbak, mbak tahukan sekarang lagi booming apa,"
Tukieum : "Hahahaha! Masa saya kena corona sih pak!"
Paijo : "Ya kan siapa tahu," (Ikut tertawa)
__________________________
Tukieum : "Sudah pak, bapak bisa ambil hari ini,"
Paijo : "Sip, mbak. Saya ambil sekarang saja,"
Tukieum : "Sebentar ya pak, saya ambil dulu," (Pergi ke sebuah ruangan)
Paijo : "Oke mbak," (Duduk di kursi)
Tukieum : "Ini pak.." (Meletakkan komputer Paijo di atas meja) (Tak lama kemudian batuk terus-menerus)
Paijo : "Loh mbak ga apa-apa?" (Mengeluarkan raut cemas)
Tukieum : "Oh gapapa pak, maklum saja, sekarang musim pancaroba,"
Paijo : "Iya sih mbak. Tapi hati-hati ya mbak, mbak tahukan sekarang lagi booming apa,"
Tukieum : "Hahahaha! Masa saya kena corona sih pak!"
Paijo : "Ya kan siapa tahu," (Ikut tertawa)
__________________________
BABAK 5
Setelah pulang dari warnet, entah kenapa Paijo terus batuk. Tetapi Paijo tidak menghiraukannya.
Paijo : "Kok pusing ya," (Mengambil termometer) (Meletakkan termometer di tubuhnya)
Paijo : "Duh, demam nih.. 38°," (Paijo kemudian memegang dadanya)
Paijo : "Sesak napas, lagi. Kayaknya gue harus ke dokter deh.."
Paijo : "Duh, demam nih.. 38°," (Paijo kemudian memegang dadanya)
Paijo : "Sesak napas, lagi. Kayaknya gue harus ke dokter deh.."
Paijo kemudian memesan ojol dan pergi ke rumah sakit.
________________________
________________________
BABAK 6
Ngatini : "Pak Paijo, anda positif terjangkit Covid-19,"
Paijo : (Kaget) "Hah, apa dok?! Yang benar saja!"
Ngatini : (Menganggukkan kepala) "Sekarang bapak tidak boleh pulang. Bapak harus rawat inap,"
Paijo : (Terdiam dengan raut wajah yang sedih)
___________________________
Paijo : (Kaget) "Hah, apa dok?! Yang benar saja!"
Ngatini : (Menganggukkan kepala) "Sekarang bapak tidak boleh pulang. Bapak harus rawat inap,"
Paijo : (Terdiam dengan raut wajah yang sedih)
___________________________
BABAK 7
Keesokan harinya, Sudarmanto duduk di saung bambu bersama Karsinah; tukang jamu.
Sudarmanto : "Nah, jamunya satu, ya. Yang biasa,"
Karsinah : (Menganggukkan kepala)
Karsinah : "Kudengar temanmu masuk rumah sakit Nto," (Berbicara sambil meracik jamu)
Sudarmanto : "Siapa? Paijo?"
Karsinah : "Iya si Paijo. Kok kamu ga tahu?"
Sudarmanto : "Aku sibuk akhir-akhir ini, ga nyangka dia masuk rumah sakit," (Mengeluarkan raut cemas)
Sudarmanto : "Kamu tahu dia sakit apa?"
Karsinah : "Ga tahu, Nto. Kamu jenguk saja dia," (Sambil menyerahkan segelas jamu kepada Manto)
Sudarmanto : "Iya deh," (Mengambil jamu yang diberikan Karsinah)
Karsinah : (Menganggukkan kepala)
Karsinah : "Kudengar temanmu masuk rumah sakit Nto," (Berbicara sambil meracik jamu)
Sudarmanto : "Siapa? Paijo?"
Karsinah : "Iya si Paijo. Kok kamu ga tahu?"
Sudarmanto : "Aku sibuk akhir-akhir ini, ga nyangka dia masuk rumah sakit," (Mengeluarkan raut cemas)
Sudarmanto : "Kamu tahu dia sakit apa?"
Karsinah : "Ga tahu, Nto. Kamu jenguk saja dia," (Sambil menyerahkan segelas jamu kepada Manto)
Sudarmanto : "Iya deh," (Mengambil jamu yang diberikan Karsinah)
____________________
BABAK 8
Sudarmanto akhirnya pergi ke rumah sakit tempat Paijo dirawat dan berjalan ke arah resepsionis.
Sudarmanto : "Permisi mbak, boleh saya cek apakah teman saya dirawat di sini atau tidak?"
Zulaeha : "Silakan pak. Siapa nama teman bapak?"
Sudarmanto : "Paijo Ugraha, mbak.."
Zulaeha : (Mengangguk) (Mengecek daftar pasien) "Ya, ada pak. Beliau berada di ruang 26, lantai tiga. Kebetulan sekarang sedang jam besuk. Silakan, pak,"
Sudarmanto : "Baiklah mbak, terima kasih,"
Zulaeha : (Tersenyum)
Sudarmanto : "Oh iya mbak, ngomong-ngomong teman saya sakit apa?" Zulaeha : (Mengecek daftar pasien kembali) "Beliau terjangkit Covid-19, pak,"
Sudarmanto : (Kaget) "Apa?!" (Segera berlari menuju ruangan Paijo)
Zulaeha : "Silakan pak. Siapa nama teman bapak?"
Sudarmanto : "Paijo Ugraha, mbak.."
Zulaeha : (Mengangguk) (Mengecek daftar pasien) "Ya, ada pak. Beliau berada di ruang 26, lantai tiga. Kebetulan sekarang sedang jam besuk. Silakan, pak,"
Sudarmanto : "Baiklah mbak, terima kasih,"
Zulaeha : (Tersenyum)
Sudarmanto : "Oh iya mbak, ngomong-ngomong teman saya sakit apa?" Zulaeha : (Mengecek daftar pasien kembali) "Beliau terjangkit Covid-19, pak,"
Sudarmanto : (Kaget) "Apa?!" (Segera berlari menuju ruangan Paijo)
______________________
BABAK 9
Sudarmanto kemudian mendapati ruangan nomor 26, ia melihat Paijo terduduk lemah dari balik kaca, Paijo menoleh dan kaget melihat Sudarmanto.
(Berbicara dari balik kaca)
Sudarmanto : "Lu corona sekarang?!"
Paijo : "Iya Nto..." (Mengangguk)
Sudarmanto : "Ini karna lu ga dengarin gue! Lu pergi ke warnet terus!"
Paijo : "Gue nyesel Nto.."
Sudarmanto : "Gue ga mau tahu lagi Jo."
Paijo : "Iya Nto..." (Mengangguk)
Sudarmanto : "Ini karna lu ga dengarin gue! Lu pergi ke warnet terus!"
Paijo : "Gue nyesel Nto.."
Sudarmanto : "Gue ga mau tahu lagi Jo."
Sudarmanto kemudian meninggalkan Paijo terbaring di ruangannya dan menemui Dokter Ngatini
Sudarmanto : "Dok, apa teman saya bisa sembuh?"
Ngatini : "Kami akan berusaha Pak Manto."
Sudarmanto : "Baik dok.." (Meninggalkan sang dokter dengan lesu)
Ngatini : "Kami akan berusaha Pak Manto."
Sudarmanto : "Baik dok.." (Meninggalkan sang dokter dengan lesu)
______________________
BABAK 10
Setelah pulang dari rumah sakit, Sudarmanto mampir sebentar ke saung bambu dan membeli jamu Karsinah.
Karsinah : "Ngejamu aja kamu, ga main toh sama temanmu si Paijo?"
Sudarmanto : "Kan dia di rumah sakit sekarang,"
Karsinah : "Oh iya, ya..."
Sudarmanto : (Terdiam sejenak) "Aku sudah ga peduli sama dia, Nah..."
Karsinah : "Loh memang kenapa?"
Sudarmanto : "Dia Corona sekarang, dia ga dengar kata aku,"
Karsinah : "Astagfirullah!" (Menjatuhkan bakul jamu)
Sudarmanto : "Duh Nah, kok bisa jatuh begini," (Membantu Karsinah membereskan isi bakul)
Karsinah : "Kamu kok santai saja! Dia kan teman baik kamu!"
Sudarmanto : (Terdiam) "Aku sudah pergi ke rumah sakit tadi,"
Karsinah : "Terus?"
Sudarmanto : "Aku ga tahu dia bisa selamat atau ga," (Mulai beranjak pergi)
Karsinah : "Loh loh Nto, mau kemana?"
Sudarmanto : "Pulang, Nah."
Sudarmanto : "Kan dia di rumah sakit sekarang,"
Karsinah : "Oh iya, ya..."
Sudarmanto : (Terdiam sejenak) "Aku sudah ga peduli sama dia, Nah..."
Karsinah : "Loh memang kenapa?"
Sudarmanto : "Dia Corona sekarang, dia ga dengar kata aku,"
Karsinah : "Astagfirullah!" (Menjatuhkan bakul jamu)
Sudarmanto : "Duh Nah, kok bisa jatuh begini," (Membantu Karsinah membereskan isi bakul)
Karsinah : "Kamu kok santai saja! Dia kan teman baik kamu!"
Sudarmanto : (Terdiam) "Aku sudah pergi ke rumah sakit tadi,"
Karsinah : "Terus?"
Sudarmanto : "Aku ga tahu dia bisa selamat atau ga," (Mulai beranjak pergi)
Karsinah : "Loh loh Nto, mau kemana?"
Sudarmanto : "Pulang, Nah."
______________________
BABAK 11
Di rumah, Sudarmanto memerhatikan foto-foto lamanya dengan Paijo.
Sudarmanto : "Jo... Gue ga nyangka... Kalau lu kena Corona.." (Meneteskan air mata)
Sudarmanto : "Dari dulu kita bareng terus, ngerokok bareng, ga ngerjain pr bareng, bahkan ngutang di kantin bareng,"
(Menggenggam dengan erat foto dirinya dengan Paijo)
(Menggenggam dengan erat foto dirinya dengan Paijo)
Sedang di waktu yang sama, namun berbeda tempat...
Paijo : "Kenapa.." (Menutup wajah dengan tangan) "Apa gue harus mati sekarang? Padahal dulu gue pernah janji sama Sudarmanto... Kalau anak gue sama dia bakal dijodohin..."
.
.
.
.
.
__________________
BABAK 12
Setelah melewati dua minggu perawatan di rumah sakit, Paijo diperiksa kembali oleh Ngatini.
Ngatini : (Memeriksa Paijo)
Paijo : "Gimana dok...?"
Ngatini : (Tersenyum lega) "Selamat Pak Paijo, anda sudah sembuh!"
Paijo : (Meneteskan air mata haru) "Benarkah, dokter?!"
Ngatini : "Iya pak, bapak sudah boleh pulang besok."
Paijo : (Tersenyum senang) "Terima kasih, dokter!"
Ngatini : "Jangan berterima kasih kepada saya, pak. Seharusnya ucapan itu anda katakan kepada Yang Maha Kuasa,"
Paijo : "Ah iya dokter, Alhamdulillah..."
Paijo : "Gimana dok...?"
Ngatini : (Tersenyum lega) "Selamat Pak Paijo, anda sudah sembuh!"
Paijo : (Meneteskan air mata haru) "Benarkah, dokter?!"
Ngatini : "Iya pak, bapak sudah boleh pulang besok."
Paijo : (Tersenyum senang) "Terima kasih, dokter!"
Ngatini : "Jangan berterima kasih kepada saya, pak. Seharusnya ucapan itu anda katakan kepada Yang Maha Kuasa,"
Paijo : "Ah iya dokter, Alhamdulillah..."
_______________________
BABAK 13
Keesokan harinya, Paijo yang sudah sembuh segera pulang dari rumah sakit, ia sangat bahagia, dan langsung pergi ke rumah Sudarmanto.
Paijo : "Sudarmanto!"
Sudarmanto : (Kaget) "Loh, Paijo! Kok bisa disini?!"
Paijo : (Tersenyum) "Gue sudah sembuh, Nto!"
Sudarmanto : (Terdiam, kemudian tersenyum lebar) "Alhamdulillah..."
Paijo : (Menganggukan kepala)
Sudarmanto : (Menepuk punggung Paijo) "Makanya, lain kali lu harus dengar kata gue!"
Paijo : "Iya Nto, maaf. By the way, minum jamunya Karsinah yuk, tadi gue beli di jalan." (Mengangkat kantong plastik yang ia bawa)
Sudarmanto : (Tertawa) "Sip, gue bawa gelas dulu ya."
Paijo : "Oke boss!" (Tersenyum) (Duduk di teras rumah Sudarmanto)
Sudarmanto : (Kaget) "Loh, Paijo! Kok bisa disini?!"
Paijo : (Tersenyum) "Gue sudah sembuh, Nto!"
Sudarmanto : (Terdiam, kemudian tersenyum lebar) "Alhamdulillah..."
Paijo : (Menganggukan kepala)
Sudarmanto : (Menepuk punggung Paijo) "Makanya, lain kali lu harus dengar kata gue!"
Paijo : "Iya Nto, maaf. By the way, minum jamunya Karsinah yuk, tadi gue beli di jalan." (Mengangkat kantong plastik yang ia bawa)
Sudarmanto : (Tertawa) "Sip, gue bawa gelas dulu ya."
Paijo : "Oke boss!" (Tersenyum) (Duduk di teras rumah Sudarmanto)
Setelah itu Paijo dan Sudarmanto menghabiskan waktu mereka untuk bercengkrama, Paijo sekarang sudah sadar. Ia akan lebih perhatian terhadap dirinya sendiri, dan tidak akan menganggap remeh sesuatu, apa pun itu.
TAMAT
PENJELASAN UNSUR INTRINSIK:
TEMA: Persahabatan dan Corona
LATAR:
Tempat: rumah Paijo, warnet, rumah Sudarmanto, saung bambu, rumah sakit
Pembuktian:
-Sudarmanto dan Paijo sedang minum kopi bersama-sama di ruang tamu rumah Paijo.
-Keesokan harinya, Paijo mendatangi warnet di sebelah warung Mpok Ijah.
-Sudarmanto sedang duduk bersama Paijo di saung bambu sebelah masjid.
-Paijo kemudian memesan ojol dan pergi ke rumah sakit.
-ia sangat bahagia, dan langsung pergi ke rumah Sudarmanto.
Suasana: sedih, kecewa, bahagia, haru
Pembuktian:
-Paijo : (Terdiam dengan raut wajah yang sedih)
-Sudarmanto : "Gue ga mau tahu lagi Jo."
-Sudarmanto : (Terdiam, kemudian tersenyum lebar) "Alhamdulillah..."
-Paijo : (Meneteskan air mata haru) "Benarkah, dokter?!"
Waktu: pukul tiga sore, hari minggu, pukul lima sore, dua minggu kemudian, keesokan harinya
Pembuktian:
-Kira-kira pukul tiga sore, Sudarmanto dan Paijo sedang minum kopi bersama-sama di ruang tamu rumah Paijo.
-Keesokan harinya, Paijo membawa komputernya ke warnet itu.
-Hari Minggu, pukul lima sore, Sudarmanto sedang duduk bersama Paijo di saung bambu sebelah masjid.
-Setelah melewati dua minggu perawatan di rumah sakit, Paijo diperiksa kembali oleh Ngatini.
AMANAT: dengar dan lakukanlah nasihat orang lain agar hidup menjadi lebih baik
ALUR: maju
PENOKOHAN:
Paijo: keras kepala, suka meremehkan sesuatu
Pembuktian:
-Sayangnya Paijo tidak mendengarkan nasihat Sudarmanto.
-Paijo : "Duh, zaman gini masih takut sama virus? Biasa sajalah Nto." (Tertawa)
Sudarmanto: baik hati dan mau mengingatkan temannya
Pembuktian:
-Sudarmanto : "Jo, gue dengar lu pergi ke warnet terus akhir-akhir ini, gue saranin jangan keluar-keluar terus deh, sekarang wabahnya Corona,"
Tukieum: suka menganggap enteng sesuatu
Pembuktian:
-Tukieum : "Hahahaha! Masa saya kena corona sih pak!"
Ngatini: pekerja keras dan penolong
Pembuktian:
-Ngatini : "Kami akan berusaha Pak Manto."
Karsinah: lemah lembut, perhatian
Pembuktian:
-Karsinah : "Ngejamu aja kamu, ga main toh sama temanmu si Paijo?"
-Karsinah : "Kamu kok santai saja! Dia kan teman baik kamu!"
Zulaeha: ramah
Pembuktian:
-Zulaeha : "Silakan pak. Siapa nama teman bapak?"
Bagus ...
ReplyDeleteBagusss, cerita nya mendidik 👍👍👍
ReplyDeletebagus pendidikn ya harus di crana
ReplyDeletebagus, ceritanya menarik dan seru
ReplyDeleteKeren, ceritanya menarik dan mendidik juga ,semangat terus ya!
ReplyDeletekereen banget , ceritanya mendidik , terbaik lah
ReplyDeleteCeritanya seru dan memberikan pelajaran yang baik untuk tidak meremehkan dan menyepelekan hal hal kecil yang bisa bertambah buruk
ReplyDeletenaskah drama nya keren,bagus,dan ada pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Semangat and tetap berkarya ya!
ReplyDeletenaskah dramanya bagus dan menggunakan bahasa sehari-hari jadi mudah untuk dipahami. Terdapat pesan moral yang cukup penting juga. Unsur intrinsiknyapun juga lengkap. Terus berkarya ya!
ReplyDelete